0 items in your shopping cart

No products in the cart.

SUDUT PANDANG #3 : Kisah Ahmad Abdul Bikin Kodaline Kehilangan Arah

Beberapa waktu lalu, buat kamu para musisi yang suka membuat cover lagu di youtube pasti lagi harap-harap cemas. Pasalnya beredar kabar kalo cover lagu di youtube bisa terancam dipidana. Nggak tanggung-tanggung, pidananya bisa berupa penjara 3 tahun serta denda Rp 500 juta.

Aturan ini diatur dalam Undang Undang no.28 tahun 2014 mengenai Hak Cipta. Berdasarkan aturan ini lah, isu soal bolehkah “menggunakan” lagu orang lain untuk tujuan cover dan upload di youtube akhirnya menjadi pergunjingan

Musisi-musisi ternama pun ramai-ramai membicarakan isu ini di social media. Anji adalah salah satu musisi yang postingannya cukup beredar saat isu ini bergulir.

https://www.instagram.com/p/CErQn9VhAl6/?utm_source=ig_web_copy_link

Tak terkecuali mantan vokalis Dewa 19, Ari Lasso, yang secara langsung memberi komentar, “Jangan takut sama label! Lawan!” ungkapnya dalam kolom komen postingan Anji yang ada di instagram.

Meski rumornya sudah santer bergulir, sebenarnya UU no.28 tahun 2014 yang mengatur penggunaan hak cipta tersebut masih menyimpan banyak tanda tanya.

Seperti dilansir Kompas.com, wartawan dan pengamat musik senior Benny hadi Utomo, atau yang lebih dikenal dengan Bens Leo mengatakan bahwa aturan tersebut tidak menuliskan secara eksplisit tetntang penggunaan berbentu cover lagu.

“Karena saat diundangkan, belum ada media sosial yang bisa dilakukan peng-cover-an karya lagu orang secara masif, terutama di youtube,” kata Bens. Nah, kan, jadi jangan keburu panik dulu teman-teman musisi cover.

Menyimak Kisah Cover Lagu ala Ahmad Abdul

Karena sempat hangat, Sui Generis pun memncoba mencari refrensi, bagaimana baiknya jika kamu ingin tetap menjadi musisi cover, menggunakan dan menggubah lagu orang tapi tidak melanggar aturan yang ada.

Apa yang dilakukan solois dan musisi, Ahmad Abdul mungkin bisa kamu contoh. Abdul yang kita kenal sebagai runner-up Indonesian Idol season ke-9 seringkali masih melakukan cover lagu di youtube. Beberapa cover version-nya yang cukup tenar adalah “Don’t Look Back in Anger” dari Oasis, “Shape of You” dari Ed Sheeran, hingga beberapa lagu dari Kodaline.

Foto @bayupratama

Meski begitu, dia sama sekali tidak mengambil keuntungan sedikit pun dari cover yang dilakukan. “Awal mula punya channel memang cover tapi tidak monetize,” ujarnya Abdul santai. Yes, Abdul yang fotonya di artikel ini menggunakan strap Efe kami.

Nah, secara lengkap kamu bisa menyimak perbincangan kami dengan Ahmad Abdul di bawah ini

Halo mas Abdul, apa kabar? sedang sibuk apa saat ini?

Hallo, kabarnya baik. Pastinya sedang berusaha bertahan di tengah pandemi ini. Dan berusaha tetap berkarya.

Selama pandemi ada skill baru yg dikuasai kah? Mengingat banyak orang pasti lebih memilih berdiam diri di rumah selama pandemi

Banyak banget! Aku jadi bisa recording sendiri dirumah, banyak belahar DAW. Back to design, jadi sering gambar. Belajar editing video, foto, macem2 deh. Hahaha

Oia, saat kemarin ramai2 musisi berpendapat soal cover lagu youtube, Abdul sendiri sebagai musisi lebih ke yang bersikap seperti apa jika ada orang mencover lagu Abdul di youtube?

Jujur aja, aku udah lama ga pernah cover lagu. Khususnya Youtube. Awal mula punya channel memang cover tapi tidak monetize. Dan tanggapannya sih entah lah, no comment. Perasaan itu cuman berlaku di Indo. Di luar pada cover biasa aja. Kecuali memang strict bgt copyrightnya kayak contohnya Prince. Dulu pengalaman cover, take down dan penasaran nyoba lagi eh sampe strike channel hilang.

Sebaliknya, di youtube pun Abdul juga aktif membawakan cover lagu dari musisi luar negeri, ada pertimbangan sendiri juga kah, kenapa lebih memilih cover lagu musisi2 luar?

Jujur aja, musik barat lebih kenak di akunya sih. Dan kalau cover kayaknya tinggal cover aja dan kalau copyright ya sharing monetizing. Setauku sih.

Seberapa niat seorang Abdul kalo lagi bikin konten cover di youtube? Dari segi produksi audio-video dan perizinan hak cipta, misalnya

Jujur aja bukan yang pro. Hehehe. Aku cuman live pake mic clip atau condenser yg ada aja. Ga mahal, tapi works. Camera juga yang punya aja. Berusaha memaksimalkan yang ada dan ga punya tim jadi bener-bener sendiri.

Abdul sepertinya beberapa kali berinteraksi langsung dengan band Kodaline, hingga akhirnya ditawari membuat interpretasi dari lagu “Follow Your Fire” milik mereka, apa tanggapan mereka setelah menonton “Follow Your Fire” versi Abdul?

Inget banget setelah tour mereka di Jakarta kita nongkrong, Steve (Garrigan, vokal, gitar) sempet bilang kalau dia kehilangan arah begitu denger versi interpretationku dan ngerasa itu lebih Kodaline. Seru banget bisa kenal mereka yang dulu cuman bisa liat di kaca PC kantor lewat Youtube. Humble dan keren bgt sih. One day kalau memang bisa bikin sesuatu akan jadi live achievement bgt. But seriously masih struggle bgt buat nunjukin musikalitas yang sebenernya sederhana. Masih mencari akar permasalahannya letak kesalahannya dimana

Sempat merilis single baru “Up To The Sky” saat pandemi kemarin, didengar dari liriknya sepertinya bercerita tentang perjalanan karier Abdul, masih ingat dalam kondisi apa saat menulis lagu ini?

Yap, bener banget. Up To The Sky memang menceritakan pengalaman pribadi, terlebih kayak menggambarkan perjalanan dari awal sampai hari ini yang memang ga mudah dan masih berjuang. Waktu menulis lagu ini sih pas ngerasa jatuh bangun di industri. Pas ngerasa orang-orang cuman ada disaat hypenya aja dan musik kayak dijalanku belum bisa diterima dengan baik atau mungkin dari segi promo yang ga sampai ke banyak orang. Intinya masih survive. Releasenya juga H-1 pandemi, jadi peluang promo dan bawa live pun onstage bertatap muka langsung belum pernah.

Kalo tidak salah, ada nama Marco Steffiano dr Barasuara yg produksi lagu ini, bagaimana awalnya bisa sampai bekerjasama dengan Marco?

Yes, Marco yang bantuin untuk produce bersama Dimas Wibisana, vocalnya di bantu direct sama Kamga. To be honest, nyaman banget kerasama bareng mereka. Seruuuuu abis dan hasilnya menurut ak pribadi ga main2 sih. Harapannya bisa dikenal orang dulu deh lebih banyak, karena aku rasa kerja kita hasilnya patut didengarkan.

Untuk nextnya sudah ada rencana merilis singel baru lagi kah? Atau ada rencana khusus mengeluarkan konten2 di rumah aja saat pandemi?

Sejauh ini masih explore, nyoba-nyoba banyak hal dan pastinya nyiapin materi baru juga. Untuk perilisan, didoakan saja. Semoga ada jalannya meskipun bakal banyak tantangan, lebih ke independent.